Senin, 17 Mei 2010

R.Endro Sugiri, Kepala Sekolah Proaktif

MUSIRAWAS, MS
SEJAK dipimpin R Endro Sugiri, berbagai kemajuan telah dicapai Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Terpadu, Kelurahan B Srikaton, Tugumulyo, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan.
Menurut R Endro Sugiri, Kamis (22/4), awal menjabat Januari 2007 lalu, fasilitas di sekolah ini sangat minim. Saat itu, terang R Endro Sugiri, sekolah ini belum memiliki WC, lapangan bulu tangkis, komputer, TV, dan listrik. Olehnya, apa yang menjadi kekurangan di sekolah ini diusulkan, dan hasilnya tidak begitu mengecewakan.
“Sekarang kita telah membangun 4 unit WC, lapangan bulu tangkis, serta mengeramik lantai kantor,” ungkap R Endro Sugiri, yang pada tanggal 1 sampai 4 Maret lalu berada di Solo, Jawa Tengah, mewakili Provinsi Sumatera Selatan, ikut workshop pelatihan dan pembinaan sekolah terpadu.
Dilanjutkan, fasilitas lain yang didapat sekolahnya yaitu 2 kali mendapat bantuan meubeleir. Bantuan pertama merupakan bantuan pusat sebanyak 40 stel, dan kedua 120 stel kursi dan meja, 2 unit lemari, dan 8 meja guru. “Sekarang sekolah kami juga sudah ada listrik dan komputer,” ungkapnya.
Dicetuskan, ke depan ia berencana membangun parkir sepeda serta membuat pintu gerbang. Hal ini dianggap perlu, karena kebanyakan siswanya menggunakan sepeda, sedangkan tempat parkir belum ada. Selain itu, ia juga mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan Provinsi, agar memberikan bea siswa untuk 25 siswa yang membutuhkan Pelayanan Khusus Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK). “Dana tersebut diutamakan untuk siswa yang kurang mampu dan cacat fisik, agar anak-anak bisa mengikuti pelajaran seperti yang lainnya,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa, R Endro Sugiri juga telah mengupayakan pemberian mie, sarden, Kacang Ijo, Gula Merah dan Beras. Sedangkan untuk membantu kelengkapan belajar siswa, R Endro Sugiri, menyebutkan juga ada beasiswa yang diterima langsung orang tua siswa sebesar Rp 200 ribu per 4 bulan. “bantuan ini tujuannya untuk membeli peralatan belajar seperti tas, buku, dan sepatu,” demikian R Endro Sugiri. (Amsul Efendi/Hasbullah)


Siswa Bergelut Dengan Lumpur
MUSIRAWAS, MS
UNTUK mencari ilmu, siswa SMP Gunungkembang Lama, BTS Ulu, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, mesti berjibaku dengan lumpur. Pasalnya jalan sepanjang 500 meter menuju sekolah mereka, saat ini kondisinya rusak parah.
Kepala SMP Gunungkembang Lama, Supratman, menceritakan di saat hujan tak jarang sepatu dan baju siswa kotor terkena lumpur. Terkait persolan ini, Supratman berharap pemerintah memperbaiki jalan ini. Selain itu, ia juga mendambakan adanya penambahan guru di sekolahnya. (Ari Suprianto)

SMAN 1 Sarolangun Kian Diminati

SAROLANGUN, MS
MEMASUKI tahun ajaran baru ini, diyakini bakal banyak siswa-siswi tamatan sekolah menengah pertama di Kabupaten Sarolangun, Jambi, yang berminat menjadi siswa SMAN 1 Sarolangun. Perkiraan ini bukan tanpa sebab. Sejak dipimpin Yantoro, sekolah ini banyak menorehkan berbagai prestasi serta dapat dibilang salah satu barometer bagi sekolah-sekolah yang ada di Bumi “sepucuk adat serumpun pseko”.
Sebut saja di bidang olah raga dan seni misalnya. Di kedua kegiatan ini, SMAN 1 Sarolangun, boleh dibilang langganan juara. Sedangkan di bidang keterampilan, sekolah ini pernah menjadi juara tingkat nasional. Selain itu, siswa-siswi sekolah ini juga dikenal tertib dan disiplin.
Menurut Yantoro, pendidikan berarti binaan. Untuk membina siswa agar menjadi generasi yang cerdas dan santun, serta berkepribadian, perlu adanya ketegasan sikap dalam menjalankan aturan pendidikan. “Wujudkan keinginan pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan, selaku tenaga pendidik kita harus siap melaksanakan tugas dan kewajiban secara arif dan bijaksana,” kata Yantoro.
Guru, lanjut Yantoro, digugu dan ditiru. Selain memberi pelajaran sesuai kurikulum, guru juga dituntut untuk bersikap dan berperilaku yang patut jadi panutan. Selain itu, peran orang tua serta lingkungan juga turut menentukan generasi yang dilahirkan benar-benar generasi yang pantas menjadi penerus kemajuan bangsa atau bukan.
Kepala Dinas Pendidikan Hefnizen, menerangkan dia bersama Bupati H Hasan Basri Agus (HBA), sudah beberapa kali berkunjung ke SMAN 1 Sarolangun. Hefnizen sangat yakin akan mutu pendidikan di sekolah yang dipimpin Yantoro itu. Sekolah itu, kata Hefnizen telah banyak mencapai keberhasilan yang membawa nama baik daerah.
“Beberapa siswa sekolah itu sudah diakui nasional dalam berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Selain itu dari bidang keterampilan dan olahraga sekolah ini juga diakui,” kata Hefnizen. “SMAN 1 Sarolangun sudah mencapai target program pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Sarolangun.” (Arpandi)

MAS Darusalam Butuh Bantuan

MUSIRAWAS, MS
TINGGINYA keinginan masyarakat untuk meneruskan pendidikan, membuat membuat beberapa tokoh pendidikan di Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, tergerak untuk berpartisipasi menyediakan lembaga pendidikan bagi generasi penerus. Hal itu dibuktikan oleh H Zazili Taha salah seorang tokoh pendidik, dengan mendirikan MAS Darusalam di Desa Lesungbatu, Rawasulu, Kabupaten Musirawas.
Kepala MAS Darusalam Mastimon menuturkan, lembaga pendidikan yang dia pimpin ini bernaung dibawah bendera Yayasan. Dengan Ketua Yayasan H Zazili Taha dan telah beberapa tahun ini meluluskan anak-anak dengan Ijazah setingkat SMA. “MAS Darusalam membantu anak-anak sekolah yang baru menamatkan SMP untuk meneruskan ke jenjang selanjutnya,” katanya. “Apalagi saat ini telah banyak SMP, yang tiap tahun meluluskan siswa-siswinya, sementara SMA Negeri tak mungkin menampung semua tamatan SMP tersebut, “katanya.
Masih kata Mastimon, semua anak-anak usia sekolah yang telah lulus SMP itu tak semuanya memiliki orang tua yang punya kemampuan secara ekonomi. Bagi yang mampu pasti akan meneruskan pendidikan anak-anaknya ke Kota. Nah, yang secara ekonomi pas-pasan, pasti tak akan meneruskan sekolah anak-anaknya keluar. Disinilah peran MAS Darusalam, siap menampung semua tamatan SMP, khususnya yang dari wilayah-wilayah Kecamatan terdekat seperti Rawasulu dan Ulurawas.
Namun kendala yang dihadapi MAS Darusalam, adalah keterbatasan ruang kelas (Lokal belajar dan mengajar) dan ruang perputakaan. “Untuk itu kiranya kepada pihak-pihak yang terkait, terutama Pemerintah semoga dapat membantu apa yang dibutuhkan oleh MAS Darusalam, “urai Mestimon. (Arpandi) :

Sabtu, 08 Mei 2010

Sekelas Jewer Sinta

SAROLANGUN, MS

TELINGA Sinta Siti Willa Binti Tarian bengkak berdarah. Dari 39 siswa Kelas V SDN 118/VII Desa Batuputih, Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Jambi, 21 siswa diantaranya diperintah oknum guru Mawardi menjewer alat dengar Sinta, masing-masing sebanyak 10 kali. Akibat sering datang terlambat, akhirnya Sinta tidak dapat masuk sekolah karena sakit di telinganya.

Menurut Kepala SDN 118/VII Batuputih, Sumiati, peristiwa itu terjadi Jumat (23/4). Saat itu, Sumiati sedikit heran melihat Sinta datang ke ruangannya sambil menangis dan memegang telinganya. Ketika ditanya, Sinta mengaku telinganya habis dijewer teman sekelasnya masing-masing 10 kali atas perintah oknum guru itu. “Saya tanya kenapa sampai menghukum anak sampai begitu kepada Pak Mawardi, dia bilang anak tersebut sering datang terlambat,” ujar Sumiati.

Terkait persoalan ini, Kepala Desa Batuputih, Karyon menerangkan Pemerintah Desa telah mengupayakan perdamaian antara wali murid dan guru yang bersangkutan. Hanya saja karena masalah ini sudah dilapor ke pihak polisi, Karyon mengatakan bukan urusannya lagi. “Karena sudah masuk ke ranah hukum,” kata Karyon. “Bukan wewenang kita.”

Diceritakan, seusai kejadian, sorenya ia didatangi warga melapor tindakan guru Mawardi. Mendengar itu, ia langsung lapor pada Kepala Dinas Pendidikan Sarolangun dan UPTD Pelawan. Melihat tidak ada tanggapan, atas permintaan orang tua siswi akhirnya masalah ini ia lanjutkan ke polisi. “Demi kebaikan guru itu sendiri serta menghindari timbulnya gejolak di masyarakat akibat peristiwa ini, sebaiknya guru itu dipindahkan saja,” pinta Karyon.

Kepala Dinas Pendidikan Sarolangun H Hefni Zen, melalui Kabid Dikdas H Anwar Harun mengaku sudah dapat informasi dan bertanya kepada Kepala SDN 118/VII Desa Batuputih. “Memang betul ada kejadian itu,” kata Anwar Harun. “Nanti kita panggil oknum guru tersebut, dan apabila terbukti akan kita tindak.”

Sedangkan Kapolres Sarolangun AKBP Mintarjo, di sela acara peringatan Hari Kartini di aula Kantor Bupati Sarolangun, menerangkan sudah mendapat laporan itu. “Kita akan panggil guru dan murid-murid yang diperintah menjewer untuk dimintai keterangannya,” tegas AKBP Mintarjo. Sementara Mawardi, sampai berita ini naik cetak belum dapat dikonfirmasi. (Aang Kunaepi)

Sabtu, 24 April 2010

SDN 68 Lubuklinggau Dapat DAK


LUBUKLINGGAU, MS.
TAHUN 2009, SDN 68 LUbuklinggau, Sumatera Selatan, mendapat bantuan dana alokasi khusus sebesar Rp 250 juta. Kepala SDN 68 Lubuklinggau, Megawati, menerangkan dana itu digunakan untuk merehab dan Pembangunan Ruang Perpustakaan, Ruang UKS. “Pembangunannya dikerjakan secara swakelola dengan melibatkan komite dan guru,” kata Megawati. (Zulfikri)

Kamis, 01 April 2010

SDN 3 Lesungbatu Terus Berbenah

MUSIRAWAS, MS
TINGKATKAN mutu pendidiakan, berbagai upaya terus dilakukan pihak SDN 3 Lesungbatu, rawasulu, kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan. Demikian disampaikan Kepala SDN 3 M Hadi belum lama ini. Menurutnya, saat ini siswa kelas IV, V, VI belajar Bahasa Inggris dengan system multimedia. Selain itu, secara bertahap, pihaknya juga terus melengkapi kekurangan yang ada di sekolahnya.
Diungkapkan, kendala yang dihadapi pihaknya, sampai sekarang sekolahnya hanya memiliki 3 ruang belajar padahal siswanya mencapai 243 siswa. Untuk mengatasi kekrangan local itu, terpaksa menumpang belajar di gedung madrasah. “kami sangta berharap pemerintah serius memperhatikan persoalan ini,” kata M Hadi.
Terpisah, Ketua Komite Zainuri, juga berharap ada penambahan local belajar di SDN 3 Lesungbatu. (Arpandi)

© 2008 Por *Templates para Você*